Kualitas Informasi Menurut Para Ahli

Kualitas Informasi Menurut Para Ahli

Philippe C Schmitter dan Terry Lynn Karl

Demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan di mana para wakil yang telah terpilih dimintai tanggung jawab atas tindakan mereka oleh warga negara.

Kriteria dalam Pemilihan Warna Desain

Dalam memilih warna sendiri, terdapat beberapa kriteria di dalamnya, simak informasi berikut ini.

Indonesia menerapkan sistem demokrasi untuk pemilihan umum dan kebebasan berpendapat warganya. Dalam sebuah negara, nilai-nilai demokrasi perlu dipahami dan diamalkan.

Hampir semua negara menerapkan sistem demokrasi. Kata demokrasi sendiri berasal dari bahasa Yunani, demos artinya rakyat dan cratein atau cratos bermakna kekuasaan atau kedaulatan.

Secara bahasa, demokrasi adalah sistem pemerintahannya berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintah rakyat, dan oleh rakyat.

Demokrasi adalah sebuah sistem alternatif yang menjadi tatanan aktivitas masyarakat dan negara. Hampir semua negara menyatakan sebagai negara yang mengedepankan rakyatnya.

Namun, demokrasi bisa berbeda di setiap negara tergantung dari latar belakang sejarah, sosial ekonomi, budaya, dan ideologi. Contohnya saja Amerika Serikat menganut ekonomi liberal sedangkan Indonesia menganut demokrasi Pancasila.

Saturation or Intensity

Ketiga, saturation atau intensity yang juga sering disebut dengan chroma merupakan sebuah dimensi yang mempunyai hubungan dengan cerah atau suramnya dari sebuah warna.

Atribut warna yang sudah dijelaskan diatas juga seringkali ditemukan pada proses pengeditan foto dan sebagainya. Pelajari lebih dalam untuk menggunakan Adobe Photoshop CS6, Efek Gambar Dan Foto, dan masih banyak lagi melalui buku karya Wahana Komputer dibawah ini.

Selain teori warna dan juga roda warna, terdapat pula skema warna yang juga penting dalam pengimplementasiannya ke dalam sebuah produk maupun materi pemasaran. Skema warna ini dikembangkan oleh desainer melalui roda warna yang ada.

Berikut ini pembagian skema warna yang dilansir dalam Usability Geek yang dibedakan menjadi beberapa kategori sebagai berikut.

Skema warna pertama yaitu monokrom, yang secara umum skema ini menggunakan variasi rona yang sama. Skema monokrom ini sangatlah sederhana dan dapat menghasilkan tampilan yang memberikan kesan elegan.

Skema warna kedua yaitu analog, yang menggunakan perpaduan antara warna primer dengan warna sekunder. Secara umum, skema analog ini sangatlah menenangkan serta memberikan kesan nyaman untuk digunakan.

Dalam perspektif bisnis, skema analog bukan hanya enak untuk dipandang, namun juga dapat mengajak konsumen yang ada untuk mengambil tindakan, seperti contohnya mengajak untuk membeli produk serta layanan yang mereka tawarkan.

Skema warna ketiga yaitu complementary, yang menggunakan warna yang berlawanan yang ada pada roda warna, seperti contohnya adalah warna merah dan warna hijau.

Pada umumnya, skema complementary ini akan memberikan kontrak yang sangat kuat sehingga dapat dengan jelas terlihat.

Skema warna keempat yaitu triadic, yang menggunakan tiga warna yang tersebar secara merata pada seluruh roda warna. Warna yang digunakan tersebut kemungkinan bukan warna yang cerah, namun dengan skema warna yang tepat dapat mempertahankan kontras yang tinggi.

Teori Warna dan Color Wheel

Dalam sejarah, kita dapat melihat pada tahun 1666 dimana Sir Isaac Newton menemukan roda warna. Yang kemudian di dalam roda warna tersebut beliau mengkategorikan warna menjadi tiga kelompok yang terdiri sebagai berikut.

Pertama, warna primer menurut Hubspot didefinisikan sebagai warna yang tidak dapat dibuat dengan menggabungkan dua warna maupun lebih secara bersamaan. Dengan kata lain, warna primer merupakan warna dasar.

Beberapa contoh dari warna primer, yaitu merah, kuning, serta biru.

Kedua, berbeda dengan warna primer, warna sekunder dapat dihasilkan menggunakan gabungan dari dua maupun tiga warna primer yang ada di atas.

Berikut ini beberapa contoh dari warna sekunder, yaitu:

Ketiga, warna tersier sendiri jauh lebih rumit jika dibandingkan dengan warna primer maupun warna sekunder. Hal tersebut dikarenakan warna tersier merupakan hasil campuran dari warna primer serta warna sekunder.

Untuk dapat memahami warna tersier dengan baik, Grameds harus terlebih dahulu memahami segala komponen yang ada pada warna lainnya.

Hal ini dikarenakan semua warna primer yang ada belum tentu dapat digabungkan dengan warna sekunder, dan begitu pula sebaliknya dimana warna sekunder yang ada belum tentu bisa digabungkan dengan warna primer.

Berikut ini beberapa contoh dari warna tersier, yaitu:

Kenali warna lainnya yang ada disekitarmu melalui buku Mengenal Warna di Sekitarmu: Berhitung oleh Lizelot Versteeg yang bisa kamu dapatkan hanya di Gramedia!

Seperti yang kita sudah ketahui, warna primer terbagi menjadi tiga warna yang terdiri dari merah, kuning, dan biru yang masing-masing memiliki maknanya sendiri. Simak informasi berikut.

Pertama, warna merah yang seringkali dikaitkan dengan warna api, kekerasan, peperangan, cinta, maupun gairah.

Berdasarkan sumber Smashing Magazine mengemukakan, bahwa warna merah sendiri memiliki efek fisik pada seseorang, dimana dapat meningkatkan tekanan darah, tingkat pernapasan, serta metabolisme manusia.

Di dunia barat, warna merah juga memiliki asosiasi yang berbeda. Seperti halnya di Tiongkok, dimana warna merah digambarkan sebagai warna kemakmuran serta kebahagiaan.

Selain itu, warna merah juga dapat digunakan untuk menarik keberuntungan. Seperti halnya yang digambarkan pada budaya timur lainnya, dimana warna merah dipakai oleh pengantin wanita di hari pernikahan mereka.

Kedua, warna kuning merupakan warna yang sering dikaitkan dengan kehangatan, terang, serta energi. Warna primer ini juga dapat dikaitkan sebagai simbol kebahagiaan serta sinar matahari.

Warna kuning juga dapat diartikan sebagai harapan. Dimana hal ini dapat kita lihat melalui beberapa negara yang menggunakan atau menyematkan pita kuning pada orang-orang yang berperang.

Kuning juga dapat dikaitkan dengan bahaya walaupun tidak sekuat dengan warna merah. Di beberapa negara lainnya, warna kuning juga memiliki konotasi atau makna yang berbeda.

Seperti contohnya, pada negara Mesir, warna kuning diartikan atau memiliki makna berkabung. Sedangkan di Jepang, warna kuning digambarkan sebagai simbol keberanian.

Ketiga, warna biru yang sering dikaitkan sebagai simbol kesedihan pada bahasa Inggris. Warna primer ini juga secara luas digunakan untuk menggambarkan atau mewakili sifat ketenangan serta tanggung jawab.

Biru sendiri juga dapat dikaitkan dengan pesan perdamaian serta memiliki konotasi spiritual serta agama yang ada pada berbagai budaya.

Seperti halnya Virgin Mary yang pada gambarnya menggunakan sebuah jubah biru.

Pada desain sendiri, penggunaan warna biru pada umumnya bisa berdampak besar pada persepsi atau pandangan sebuah desain. Dimana penggunaan biru muda dapat diartikan memiliki makna santai serta menenangkan.

Sedangkan warna biru cerah memiliki arti untuk memberikan energi serta rasa menyegarkan. Dan warna biru tua yang seringkali digunakan untuk pembuatan website maupun desain perusahaan menggambarkan kekuatan serta keandalan.

Bagi Grameds yang ingin untuk menggunakan, menciptakan, serta memodifikasi warna pada gambar dapat mempelajarinya melalui buku Teknik Meracik Warna Dan Koreksi Pixel karya Feri Sulianta dibawah ini.

Dengan banyaknya warna yang ada, dapat dibagi menjadi beberapa bagian yang disebut sebagai sistem warna Prang System. Hal ini juga seringkali disebut sebagai atribut warna dan dikemukakan oleh Louis Prang pada tahun 1876 yang terbagi menjadi tiga, yaitu:

Pertama, hue yang merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari sebuah warna, seperti contohnya adalah merah, biru, hijau, dan sebagainya.

Kedua, value yang merupakan dimensi kedua atau digunakan untuk menjelaskan mengenai terang atau gelapnya sebuah warna. Contohnya sendiri adalah tingkatan warna yang ada dari putih hingga hitam.

Tafsir Berdasarkan Perasaan Dalam Mimpi

Demokrasi Liberal (Parlementer)

Demokrasi Parlementer dimulai pada 14 November 1945 sampai 5 Juli 1959. Demokrasi liberal berlaku ketika Undang Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950 dikeluarkan.

Demokrasi Liberal ternyata kurang sesuai ketika diterapkan di Indonesia. Selama tahun 1950-1959, sistem demokrasi ini melahirkan partai-partai politik seperti PNI dan Masyumi.

Selain itu, demokrasi liberal terjadi pergantian kabinet yang menimbulkan ketidakstabilan di bidang politik, ekonomi, sosial, dan keamanan.

Mengutip dari buku Sejarah Indonesia, disusun oleh Dias Anjar Malintan menjelaskan ciri-ciri demokrasi liberal yaitu:

Demokrasi liberal adalah demokrasi yang menempatkan kedudukan lembaga legislatif lebih tinggi dari badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpon oleh perdana menteri.

Perdana menteri dan menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi liberal ini presiden menjabat sebagai kepala negara.

Demokrasi Terpimpin berlangsung dari tahun 1959 sampai 1965. Pada masa periode ini, Indonesia melakukan kerjasama dengan negara seperti Uni Soviet, RRC, Kamboja, dan Vietnam.

Mengutip dari kemdikbud.go.id, Indonesia menjalani sistem demokrasi terpimpin setelah keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Sistem politik mempengaruhi kebijakan ekonomi, politik, dan sosial.

Demokrasi terpimpin ini gagal diterapkan di Indonesia, karena beberapa faktor seperti:

Demokrasi Pancasila berlangsung tahun 1945 sampai 1950. Pengertian demokrasi Pancasila merujuk pada falsafah hidup bangsa Indonesia.

Menurut Notonegoro, demokrasi PAncasila berasal dari sila keempat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab. Sila keempat mempersatukan Indonesia dan saling berkaitan dengan sila-sila yang lain.

Menurut Dardji Darmodihardjo, demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang sumbernya berasal dari kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang wujudnya ada dalam pembukaan UUD 1945.

Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Bila melihat sejarah, perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut yang bisa dibagi dalam 5 periode yakni:

Pada periode ini sistem pemerintahan Indonesia seharusnya adalah demokrasi Pancasila seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Namun, hal ini belum sepenuhnya dilaksanakan karena negara masih dalam keadaan darurat dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.

Demokrasi Indonesia berubah menjadi sistem demokrasi parlementer yang menonjolkan peranan parlemen dan partai politik.

Indonesia menggunakan sistem demokrasi terpimpin yang dinilai menyimpang dari konstitusional negara. Periode ini juga sering disebut dengan Orde Lama.

Indonesia kembali menggunakan demokrasi Pancasila yang menonjolkan sistem presidensial.

Pentingnya Teori Warna

Aspek warna yang menjadi salah satu komponen penting ketika kita membuat sebuah produk, logo, maupun desain tertentu untuk menggambarkan sesuatu.

Warna menurut Design and Promote juga digunakan untuk menciptakan ide, mengekspresikan sebuah pesan, menumbuhkan minat orang, serta membangkitkan emosi dari penggunanya.

Oleh sebab itu, teori warna menjadi penting untuk digunakan sebagai salah satu pedoman yang harus dipegang dan diimplementasikan oleh seorang desainer.

99Designs juga mengungkapkan bahwa teori warna juga memegang peranan penting dalam kegiatan branding, marketing, hingga penjualan dari sebuah produk.

Dengan mengetahui teori warna yang berhubungan dengan warna itu sendiri serta skema warna, Grameds juga dapat membuat keputusan yang baik untuk membangun citra brand yang sesuai dan juga efektif melalui desain.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan pada Penggunaan Warna Desain